Surabaya, Viralindonesia52blogspot.com
Pemerintah Kota Surabaya menggelar audiensi dengan perwakilan Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya pada Jumat malam, 13 Juni 2025. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya, Dr. Eri Cahyadi, ST., MT., dan dihadiri sekitar 30 tokoh masyarakat Madura serta jajaran Pemkot Surabaya.
Audiensi yang berlangsung dari pukul 18.30 hingga 20.40 WIB tersebut membahas isu hangat seputar penertiban dan penataan lahan parkir di toko-toko modern di Kota Surabaya. Dalam kesempatan tersebut, Eri menegaskan bahwa langkah penataan parkir ini dilakukan demi kepentingan bersama, khususnya warga Surabaya dan para juru parkir.
> “Kami ingin Surabaya tetap aman dan nyaman. Penataan ini bertujuan memberikan kesejahteraan bagi juru parkir, sekaligus meningkatkan PAD kota,” ujar Eri.
Eri juga menyampaikan bahwa pengelolaan lahan parkir modern harus transparan. Jika tetap menggunakan jasa juru parkir, maka harus dikelola secara resmi di bawah pengawasan Paguyuban Juru Parkir Kota Surabaya, dengan sistem pembagian pendapatan yang jelas dan adil.
Ketua Paguyuban Juru Parkir Kota Surabaya, H. Izul, mengapresiasi ajakan dialog dari Wali Kota dan menyatakan siap mendukung penuh kebijakan tersebut. Ia juga menjanjikan peningkatan kontribusi terhadap PAD dan peningkatan keamanan di area parkir.
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Madura Indonesia (AMI), Baihaki Akbar, menyoroti konten-konten di media sosial yang dinilai memojokkan Suku Madura pasca penertiban parkir. Ia berharap tidak ada lagi stigma negatif terhadap kelompok etnis tertentu.
> “Kami mendukung program pemerintah selama tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat. Tapi kami juga berharap tidak ada lagi konten yang menyinggung Suku Madura,” ujarnya.
Ketua Umum Madas Kota Surabaya, H. Rodian, menambahkan bahwa penataan parkir di toko modern perlu diperluas ke seluruh tempat usaha, termasuk restoran, agar dampaknya lebih merata.
Hasil audiensi menghasilkan beberapa poin penting, antara lain:
Penataan dan penertiban parkir di toko modern dan restoran akan tetap dilanjutkan.
Sistem parkir berbasis prabayar atau pascabayar tengah dipersiapkan.
Pemkot akan segera mengundang para pemilik toko modern untuk sosialisasi sistem baru.
Pengusaha yang tidak patuh terhadap aturan akan dikenakan sanksi berupa penyegelan.
Pertemuan ini juga berhasil meredam rencana aksi unjuk rasa yang sebelumnya dijadwalkan digelar FSMI pada 16 Juni 2025. Ketua AMI, Baihaki Akbar, memastikan aksi tersebut resmi dibatalkan.
Audiensi berlangsung dalam suasana kondusif dan menjadi bentuk nyata komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan secara damai dan bermartabat.
( Mikhael / Hum )
Posting Komentar
0Komentar